BAB 4 : HIKAYAT
Pengertian Hikayat
Secara etimologis, istilah hikayat berasal dari bahasa Arab, yaitu haka yang artinya menceritakan atau bercerita. Hikayat berfungsi sebagai media hiburan/pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau hanya sekadar untuk meramaikan pesta.
Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.
Hikayat adalah karya sastra lama berbentuk prosa yang mengisahkan kehidupan keluarga istana atau kaum bangsawa, orang-orang ternama, orang suci di sekitar istana dengan segala kesaktian, keanehan dan mukjizat tokoh utamanya. Hikayat kadang mirip cerita sejarah atau berbentuk riwayat hidup, yang didalamnya banyak terdapat hal-hal yang tidak masuk akal dan penuh keajaiban.
Hikayat berkembang pada masa Melayu klasik. Itu pula yang membuat kata-kata yang digunakan dalam hikayat banyak mengandung bahasa Melayu klasik yang kadang sulit untuk dipahami. Namun, untuk yang demikian kita masih bisa meminta bantuan kamus untuk mengetahui maknanya.
Ciri-Ciri atau Karakteristik Hikayat.
Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.
Hikayat adalah karya sastra lama berbentuk prosa yang mengisahkan kehidupan keluarga istana atau kaum bangsawa, orang-orang ternama, orang suci di sekitar istana dengan segala kesaktian, keanehan dan mukjizat tokoh utamanya. Hikayat kadang mirip cerita sejarah atau berbentuk riwayat hidup, yang didalamnya banyak terdapat hal-hal yang tidak masuk akal dan penuh keajaiban.
Hikayat berkembang pada masa Melayu klasik. Itu pula yang membuat kata-kata yang digunakan dalam hikayat banyak mengandung bahasa Melayu klasik yang kadang sulit untuk dipahami. Namun, untuk yang demikian kita masih bisa meminta bantuan kamus untuk mengetahui maknanya.
Ciri-Ciri atau Karakteristik Hikayat.
- Hikayat merupakan bagian dari prosa lama yang memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
- Menggunakan bahasa Melayu lama
- Pralogis, yaitu ceritanya kadang-kadang sulit diterima akal.
- Istana sentries, yaitu pusat cerita berada di lingkungan istana.
- Anonim, maksudnya adalah prosa tersebut tidak jelas siapa pengarangnya.
- Statis, yaitu bersifat baku dan tetap.
- Menggunakan kata arkhais, yaitu kata-kata yang kini tidak lazim digunakan, semisal kata sebermula, hatta, dan syahdan.
Unsur-unsur Hikayat.
Unsur-unsur dalam hikayat tidak jauh berbeda dari prosa-prosa lainnya. Ia dibangun oleh unsur intrinsic dan ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur pembangun cerita dari dalam. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur pembangun cerita dari luar.
Berikut ini adalah unsur-unsur instrinsik dalam sebuah hikayat:
- Tema, merupakan gagasan yang mendasari cerita.
- Alur, merupakan jalinan peristiwa dalam cerita.
- Latar, merupakan tempat, waktu, dan suasana yang tergambar dalam cerita.
- Tokoh, merupakan pemeran cerita. Penggambaran watak tokoh disebut penokohan.
- Amanat, merupakan pesan yang disampaikan pengarang melalui cerita.
- Sudut pandang, merupakan pusat pengisahan dari mana suatu cerita dikisahkan oleh pencerita.
- Gaya, berkaitan dengan bagaimana penulis menyajikan cerita menggunakan bahasa dan unsur-unsur keindahan lainnya.
Fungsi Hikayat
Umumnya hikayat memiliki fungsi sebagai pembangkit semangat, penghibur atau pelipur lara, atau hanya untuk meramaikan suatu acara atau pesta.
Contoh Hikayat
HIKAYAT AMIR
Dahulu kala di Sumatra, hiduplah seorang saudagar yang bernama Syah Alam. Syah Alam mempunyai seorang anak bernama Amir. Amir tidak uangnya dengan baik. Setiap hari dia membelanjakan uang yang diberi ayahnya. Karena sayangnya pada Amir, Syah Alam tidak pernah memarahinya. Syah Alam hanya bisa mengelus dada.
Lama-kelamaan Syah Alam jatuh sakit. Semakin hari sakitnya semakin parah. Banyak uang yang dikeluarkan untuk pengobatan, tetapi tidak kunjung sembuh. Akhirnya mereka jatuh miskin.
Penyakit Syah Alam semakin parah. Sebelum meninggal, Syah Alam berkata”Amir, Ayah tidak bisa memberikan apa-apa lagi padamu. Engkau harus bisa membangun usaha lagi seperti Ayah dulu. Jangan kau gunakan waktumu sia-sia. Bekerjalah yang giat, pergi dari rumah.Usahakan engkau terlihat oleh bulan, jangan terlihat oleh matahari.”
”Ya, Ayah. Aku akan turuti nasihatmu.”
Sesaat setelah Syah Amir meninggal, ibu Amir juga sakit parah dan akhirnya meninggal. Sejak itu Amir bertekad untuk mencari pekerjaan. Ia teringat nasihat ayahnya agar tidak terlihat matahari, tetapi terlihat bulan. Oleh sebab itu, kemana-mana ia selalu memakai payung.
Pada suatu hari, Amir bertmu dengan Nasrudin, seorang menteri yang pandai. Nasarudin sangat heran dengan pemuda yang selalu memakai payung itu. Nasarudin bertanya kenapa dia berbuat demikian.
Amir bercerita alasannya berbuat demikian. Nasarudin tertawa. Nasarudin berujar, ” Begini, ya., Amir. Bukan begitu maksud pesan ayahmu dulu. Akan tetapi, pergilah sebelum matahari terbit dan pulanglah sebelum malam. Jadi, tidak mengapa engkau terkena sinar matahari. ”
Setelah memberi nasihat, Nasarudin pun memberi pijaman uang kepada Amir. Amir disuruhnya berdagang sebagaimana dilakukan ayahnya dulu.
3
Amir lalu berjualan makanan dan minuman. Ia berjualan siang dan malam.Pada siang hari, Amir menjajakan makanan, seperti nasi kapau, lemang, dan es limau. Malam harinya ia berjualan martabak, sekoteng, dan nasi goreng. Lama-kelamaan usaha Amir semakin maju. Sejak it, Amir menjadi saudagar kaya. ( http://karyacombirayang.blogspot.com/2015/11/10-contoh-hikayat.html)
source : https://www.berbagaireviews.com/2017/11/pengertian-hikayat-dan-unsur-unsur.html
0 comments:
Post a Comment